Selasa, 27 April 2010

27 April 2010

Berjualan Sate dengan Penuh Kekhawatiran

Asap tebal menyelimuti trotoar Malioboro, seorang ibu duduk sambil mengipas tusukan sate. Lalulalang manusia tidak menyurutkan ibu muda bernama Ice (20) berjuang mencari rezeki untuk bertahan hidup.

Penjual sate di depan Benteng Vredeburg ini berasal dari Kota Sampang, Madura yang telah tinggal di Jogja selama delapan tahun. Ice memilih Jogja, karena tempatnya enak dan orangnya baik dan ramah. Ia menggelar dagangannya dari pukul 17.00 - 22.00 WIB. Sehari-hari Ice berjualan sate ditemani anak semata wayangnya, Fahri (2). “Saya berangkat dari kontrakan di wilayah Bausasran dengan berjalan kaki dengan anak saya, tepatnya tiga kilometer dari Malioboro”, katanya sambil menidurkan anaknya.

Sebelumnya, ia membantu suaminya berjualan sate di Taman Parkir Abu Bakar Ali. Ternyata sifat kerja keras suaminya itu menular pada diri ibu muda ini. Ice berusaha untuk menambah pendapatan suaminya, yaitu dengan berjualan sate hingga sekarang ini. Meskipun pendapatannya itu tidak menentu, setidaknya ia membantu suaminya untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Sehari Ice dapat mengantongi lima puluh hingga tujuh puluh ribu rupiah dari hasil berjualan sate. Meskipun begitu terkadang Ice merasa sedih bila pembeli sedang ramai, ada yang belum membayar tetapi mengaku sudah membayar, belum lagi bila hujan tiba. “Saat hujan saya bingung harus menggelar dagangan dimana, apalagi saya membawa anak yang masih kecil,” ungkap Ice yang ditemui pekan lalu.

Ice juga mengaku selalu khawatir bila tiba-tiba Satpol PP datang dan mengambil barang dagangannya. Perlu diketahui, Ice berjualan di trotoar depan Benteng Vredeburg tidak menyewa tempat, karena di tempat tersebut tidak boleh untuk berjualan. “Waktu itu saya pernah kena sekali pada Januari 2010. Barang-barang saya diambil, saya sedih karena modal hilang,” kenang Ice sambil berkaca-kaca.

Tapi bagi ibu Ice, ini merupakan resiko yang harus ia hadapi, karena ia tidak menyewa tempat. Harapan ibu Ice yaitu ingin mempunyai warung sate yang nyaman, supaya bila hujan ia dan anaknya tidak kehujanan dan dapat melanjutkan berjualan serta ia dapat berjualan dengan tenang tanpa kekhawatiran barang dagangannya diambil Satpol PP lagi.

Noviati Dian Pertiwi
153080076 / G

27 April 2010

AKHIRNYA KEMBALI KE KOTA ASAL

”Istilah orang Jawa bilang yang cocok buat saya itu seperti kerbau pulang kekandangnya”, kata Pak Ilyas dengan senyum merekahnya.

Malam yang sangat ceria dan bersahabat meliputi jalan malioboro kota Yogyakarta. Jalan yang tidak pernah mati ini sangat ramai di kunjungi oleh banyak orang yang ingin bersantai sejenak dari aktivitas yang sangat padat. Hiruk pikuk sekitar Malioboro juga di ramaikan oleh masyarakat kecil yang berjualan, mencoba peruntungan mereka di sekitar jalan Malioboro ini. Seperti halnya Bapak Ilyas dengan wajahnya yang bersahaja menjual dagangannya kepada orang-orang yang ingin merasakan hangatnya segelas kopi sambil menikmati suasana Malioboro malam itu. Profesi sebagai penjual kopi asongan sudah di jalani Bapak Ilyas selama 6 bulan dari awal Januari tahun 2010. ”Saya mulai berjualan dari jam 8 sampai jam 12, kadang-kadang juga sampai subuh saya berjualannya, karena tambah malam tambah rame e mbak, apa lagi malam minggu,” kata Bapak Ilyas sambil menata gelas plastik tempat minuman dagangan kopinya. Pendapatan yang diterima oleh beliau pun bervariasi berkisar antara Rp. 15.000 sampai Rp. 45.000, apabila sekitar jalan malioboro ramai dikunjungi. Dalam menjajakan jualannya beliau tidak sendirian melainkan didampingi oleh istrinya yang bernama ibu Siti Kamsinarsih dengan profesi yang sama pula dan sesekali kedua orang anaknya mengunjungi dan membantu orang tuanya berjualan.

Sebelum menjadi penjual kopi asongan, kehidupan Bapak yang berusia 47 tahun ini sangatlah menarik untuk dikisahkan. Awalnya Bapak Ilyas tidak pernah mempunyai keinginan menjadi penjual kopi asongan. Selama 25 tahun Beliau bekerja sebagai mandor dan wakil manajer di perusahaan perkebunan kelapa sawit diluar pulau Jawa. ”Saya itu dulu tahun 1985 sampai dengan 1996 pernah tinggal dan bekerja di Sumatera, dan tahun 1996 sampai 2009 pindah lagi ke provinsi Kalimantan Tengah, profesi saya tetap sama dan tetap bekerja di perkebunan kelapa sawit”,dengan terbuka dan tidak ada rasa sungkan bapak setengah baya ini menceritakan seputar kehidupan masa lalunya yang bekerja di kota orang. ”Yah..karena eror badan saya berhenti bekerja di perkebunan kelapa sawit itu akhir tahun 2009”, lanjut Pak Ilyas sambil tertawa ringan dan sesekali tersenyum mengingat kembali masa kerjanya yang dulu. Beliau berhenti dari pekerjaannya karena mempunyai penyakit jantung yang tidak memungkinkannya untuk bekerja diperusahaan kelapa sawit, walaupun beliau mengakui pendapatan yang diterimanya sangatlah besar di pekerjaannya yang terdahulu. ”Maunya sih saya kembali bekerja di sana, tapi ya mau gimana lagi, nyawa itu ngga bisa dibeli e mbak, sayang badan, ya sudahlah saya memutuskan untuk kembali ke kota asal saya Jogja”, ucap Pak Ilyas dengan logat Jawanya yang masih kental dan dengan nada bercanda.

”Kerbau pulang ke kandangnya” istilah yang diungkapkan orang-orang Jawa sangatlah cocok apabila dikaitkan dalam perjalanan kehidupan Bapak Ilyas. Lama merantau dan mencari peruntungan di kota orang, akhirnya kembali juga ke kota kelahirannya sendiri. ”Yah...seperti itulah Bapak, beliau orangnya suka bercanda, jadi sekarang sekembalinya Bapak, rumah ngga sepi lagi. Memang dulu beliau merasakan yang namanya di atas, tapi sekarang langsung berada dibawah, namanya juga manusia mbak seperti roda, kadang di atas, tapi kadang juga dibawah”, papar ibu Siti istri bapak Ilyas yang tepat duduk berjualan di sampingnya sambil menyuguhkan segelas kopi panas kepada pembeli.

Bapak Ilyas menambahkan, dengan berjualan sebagai penjual kopi asongan ini membuatnya lebih segar daripada hanya duduk bersantai di rumah setelah berhenti dari pekerjaannya. Profesi yang beliau jalani sekarang ini pun terasa ringan, walaupun dengan jujur beliau mengakui pendapatan yang diterimanya rendah tidak seperti dulu lagi.

Penyakit yang di alami oleh Bapak Ilyas tidak akan memudarkan semangat dan kerja kerasnya dalam mencari nafkah bagi keluarganya. Beliau mengerti dan menghargai arti kehidupan yang sesungguhnya, walaupun sekarang hanya bekerja sebagai penjual kopi asongan. ”Saya ngga nyesel bekerja seperti ini, yang penting halal dan dinikmati saja”, jelas Pak Ilyas dengan sangat ramah dan senyuman lebar yang mewarnai wajah Bapak 2 orang anak ini di akhir perbincangannya.

Nama : Noni Febrina Saetban
NIM : 153080085 / G

Selasa, 13 April 2010

SLONDOK, MAKANAN KHAS dari MAGELANG


BLING MAGAZINES, YOGYAKARTA (14/04/10). Makanan yang bahan bakunya terbuat dari ketela ini memang sangat unik dan belum banyak terdapat di toko-toko cemilan di berbagai tempat. Cemilan yang berbentuk persegi panjang dengan rasa yang beranekaragam sekarang banyak dijadikan sebagai bahan peluang usaha bagi ibu rumah tangga.
Salah satu ibu rumah tangga yang mencoba usaha slondok ini adalah Ibu Indri Wisnu (34 thn), wnita ini mengatakan, “ Saya sudah berjualan slondok mulai 4 bulan yang lalu, saya merasa usaha ini masih jarang dan mempunyai prospek untuk dikembangkan.” Indri juga menambahkan bahwa slondok yang paling laris adalah slondok dengan rasa pedas dan keju. Para peminat Slondok pun ikut berkomentar, salah satunya Pitty (19 thn) mengatakan, “ Slondok itu enak kok, cocok dibuat cemilan sambil nonton TV. “ Slondok yang merupakan cemilan khas Magelang ini memang menjadi cemilan yang sehat dan banyak dicari oleh masyarakat.

( Yessie Perwitasari, 153080096).
KANKER LEHER RAHIM, MOMOK YANG MENAKUTKAN

Bling Magazine,Yogyakarta (14/04/10). Jika kesehatan menjadi hal yang sangat penting bagi wanita, maka salah satu penyakit yang berbahaya sekarang wajib diwaspadai. Penyakit kanker leher rahim menjadi salah satu penyakit bagi wanita. Penyakit yang juga disebut kanker serviks dan disebabkan oleh virus human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Gejala dari penyakit ini adalah pendarahan pada vagina.
Namun sekarang, sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menanggulangi gejala penyakit ini, yaitu dengan penyuluhan dan suntik vaksinasi. Juga dengan pengobatan, pemakaian pantyliner dan pembalut AVAIL yang bisa membantu mengobati dan mencegah penyakit tersebut. Beberapa hari kedepan AVAIL bekerjasama dengan BPN akan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menanggulangi penyakit kanker leher rahim.
Beberapa wanita dan remaja putri mengomentari tentang pemakaian produk AVAIL. Ibu Indri (34 thn) mengatakan, “ Setelah saya memakai AVAIL, rasa sakit pada saat haid berkurang.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh Respati (19 thn) yang menyatakan, “ AVAIL produk yang menarik, banyak keuntungan yang didapat, saya sering mengalami rasa sakit pada saat haid tapi pada saat setelah memakai produk AVAIL saya tidak merasakan rasa sakit yang terlebih dan AVAIL juga bisa mencegah kanker leher rahim.”
( Yessie Perwitasari, 153080096)
“Oriflame Natural Swedish Cosmetic” Produk Perawatan Kulit Dan Kosmetik Yang Alami


Wanita memiliki banyak sekali kebutuhan terlebih kebutuhan dalam hal untuk perawatan diri, produk-produk kecantikan banyak sekali beredar di pasaran. Produk yang ditawarkan mulai dari perawatan ujung rambut hingga ujung kaki.
Dari sekian banyak produk yang ada di pasaran salah satu produk kecantikan dengan merkan Oriflame Natural Swedish Cosmetics. Oriflame merupakan produk kecantikan yang didirikan di swedia oleh jonas dan Robert af jochnick.
Indri (30) seorang ibu rumah tangga yang telah menjadi member dari oriflame selama 6 bulan mengakui pemasaran produk oriflame sangat mudah, karena produk ini merupakan produk kosmetik dan perawatan kulit yang alami sehingga aman untuk di konsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Dalam menawarkan produk oriflame indri dibekali dengan katalog untuk memudahkan pelanggan memilih produk yang diinginkan. Dan Setiap bulannya oriflame mnerbitkan katalog terbaru.
Diakui oleh indri konsumen yang memesan produk oriflamme melalui dirinya cukup puas karena meskipun harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan sebuah produk cukup mahal, namun setimpal dengan hasil yang diperoleh dan juga produk oriflamme ini tahan lama dalam pemakaian.
Ketika ditanya mengenai keunggulan oriflame indri menjelaskan bahwa produk-produk oriflame menekankan pada penggunaan bahan-bahan alami, serta tidak diuji cobakan pada hewan, akan tetapi uji coba dilakukan dengan mengunakan sukarelawan dengan menjamin keamanan serta kecocokan produk juga sensitifitas pada kulit.
Sisi (20) mahasiswi yang juga pengguna produk oriflamme mengakui puas ketika menggunakan produk oriflamme karena produk oriflamme ini sesuai untuk kulitnya yang sensitive dan juga terbuat dari bahan alami yang aman untuk digunakan, serta tidak menimbulkan efek samping seperti ketagihan sebagaimana yang biasanya terjadi pada sebagian produk kecantikan.
Banyak sekali jenis produk yang ditawarkan baik dari segi kegunaan hingga segi usia. Dari segi kegunaan sendiri mulai dari perawatan kulit hingga produk kosmetik seperti bedak, lipstick, blush on, eye shadow dsb.
Dari segi usia sendiri produk ini ada yang dibuat khusus untuk bayi, remaja, hingga wanita dewasa.
Selain diperuntukkan bagi wanita produk ini juga ada yang dibuat untuk laki-laki yang peduli akan penampilan dan perawatan diri.
Ari nena septa d.r (153080065)
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA GELAR SEMINAR BERSAMA ISHADI SK

Bling Magazine, Yogyakarta (12/04/10). Media itu penting melalui media segala bidang kehidupan bisa diexpose dan memberikan wawasan yang luas bagi masyarakat . Tutur Ishadi S.K Dirut Transcorp yang menjadi pembicara dalam seminar entrepreneurship yang diselenggarakan senin pagi oleh jurusan ilmu komunikasi upn veteran Yogyakarta yang bertempat di ruang seminar fisip.

Ishadi SK Dirut Transcorp senin pagi (12/04/10) mengisi acara seminar yang diadakan jurusan ilmu komunikasi upn veteran Yogyakarta sekaligus bintang tamu. Seminar ini tidak memungut biaya dari mahasiswa yang ingin mengikuti seminar tersebut.
Dalam seminar yang diselenggarakan senin pagi beliau mengatakan bahwa memang sengaja merekrut anak muda yang masih memiliki pemikiran segar. Selain itu transcorp yang masih berusia muda disbanding stasiun televise swasta lainnya saat itu belum memiliki budget yang tinggi untuk merekrut pegawai yang expert.
Di sisi lain jika harus mengambil tenaga dari televise swasta yang lain hal yang ditakuti adalah idealisme yang telah tertanam akan terbawa ke dalam transcorp, sehingga menutupi idealism transcorp itu sendiri. Selain itu pak ishadi juga menuturkan bahwa perekrutan anak muda sebagai pegawai dengan prosentase 40%-60% sendiri karena segmen penonton dari transcorp adalah anak muda.
Program acara yang dimiliki oleh transTV dan trans7 memiliki prosentase yang berbeda dimana prosentese program acara yang dimiliki transTV terdiri dari 60 % entertainment , 20% pendidikan, 20% news,dan untuk trans7 sendiri dari pukul 13.00-17.00 merajai program pendidikan (laptop si unyil, bolang, dunia binatang, dsb).
Dalam seminar tersebut juga melibatkan mahasiswa yang ingin berinteraksi Tanya jawab secara langsung dengan pak ishadi seputar media dan lingkupnya.
Amran (22) peserta seminar mengaku tertarik dan menikmati seminar tersebut ketika diwawancarai di akhir acara.
Ari nena septa d.r (153080065)

Rela berpuasa selama sebulan demi mendapatkan sebuah kamera

“Jika saya tidak berpuasa, mana bisa mendapatkan kamera ini dengan cepat?” tegas Anis seorang mahasiswa PTS di Yogya. Dirinya yang semata-mata ingin mengikuti trend remaja saat ini, rela berpuasa selama sebulan demi mendapatkan sebuah kamera LOMO.
Kamera merupakan salah satu gadget yang digemari para remaja yang selalu mengikuti trend dan lifestyle yang sedang populer. Salah satunya mahasiswa PTS di Yogya Anis, demi memenuhi nafsunya ia berusaha keras. Kamera banyak jenisnya. Kali ini Anis lebih memilih kamera berjenis LOMO yang saat ini memang sedang membumi dikalangan para remaja kekinian. LOMO yang tidak membutuhkan banyak teknik tertentu menjadi pilihan Anis. Jenisnya Actionsampler yang dia pilih. Ia memilih berpuasa selama sebulan karena tidak ingin membebankan biaya membeli LOMO kepada orang tuanya. Ia konsisten terhadap hobinya itu. Nah sekarang bagaimana dengan kalian para remaja yang selalu mengikuti trend lifestyle abad 21?

saras d chandra/ 153080074/ hardnews/ penulisan berita G

TUGAS INDIVIDU PENULISAN BERITA, TGL 13 APRIL 2010

Nama : Noviati Dian Pertiwi
NIM : 153080076
Kelas : G
Softnews

Sambil Menikmati Keindahan Kota Yogya
Cafe Gardu Kopi Codhe Tempat Nongkrong Anak Muda Yogya


YOGYAKARTA,BLINGS- Keindahan Kota Yogya dilihat dari atas sungai Code yang semakin dikenal para anak muda, menumbuhkan industri kuliner di sepanjang trotoar atas sungai Code. Jika pengunjung menyusuri jalan Kotabaru dari Gereja Kotabaru ke arah barat kemudian ke utara, akan menemukan Cafe Gardu Kopi Codhe.

Cafe yang tak pernah sepi pengunjung ini berdiri sejak Agustus 2005, yang merupakan cikal bakal cafe-cafe di code menjadi ramai hingga sekarang. Cafe sederhana yang didirikan dengan tenda ini berlokasi di depan Balai Bahasa Kotabaru. Cafe ini dibuka untuk memberikan tempat tongkrongan bagi anak muda yang ingin menikmati kelezatan dan pemandangan indah Kota Yogya pada malam hari.

Berbagai menu makan malam bisa didapatkan di Cafe Gardu Kopi Codhe milik Lukman Deny (25) tersebut, diantaranya roti dan pisang bakar, mie rebus, mie goreng, kentang goreng, nasi penyetan mulai dari tempe, tahu, ayam, lele dan telur penyet. Selain itu, karena cafe ini hanya buka pada malam hari, disediakan menu minuman seperti kopi, teh poci, jeruk hangat, jahe dan susu. “Bahkan jika mau pesan yang menggunakan es juga bisa,” kata Lukman yang ditemui Sabtu (10/4) kemarin.

Lukman juga mengatakan bahwa kebersihan makanan di cafenya tetap terjaga jadi pengunjung tidak perlu khawatir. Keistimewaan cafe ini adalah selain kelezatan berbagai menu juga lokasinya yang membuat nyaman pengunjung untuk bersantai sambil menikmati pemandangan Kota Yogya pada malam hari.
Tentang harga, pengunjung yang ingin menikmati kelezatan menu di cafe ini tidak perlu khawatir karena tarifnya terjangkau bagi semua kalangan termasuk anak muda.

Salah satu mahasiswa asal Temanggung yang sedang menikmati keindahan Kota Yogya, ketika mampir di Cafe Gardu Kopi Codhe memiliki kesan tersendiri. “Saya betah untuk nongkrong di sini bersama teman-teman sambil melihat pemandangan Kota Yogya apalagi menu di sini lezat,” kata Juliant salah satu pengunjung Cafe Gardu Kopi Codhe.

TUGAS INDIVIDU PENULISAN BERITA, TGL 13 APRIL 2010

Nama : Noviati Dian Pertiwi
NIM : 153080076
Kelas : G
Hardnews

Seks Bebas Melanda Yogya


SLEMAN,BLINGS-Walaupun Yogyakarta berlabel sebagai Kota Pelajar, banyak anak muda yang melakukan seks bebas. Salah satunya sebut saja Bunga (20), mahasiswi perguruan tinggi di Yogya ini mengaku melakukan hubungan seksual sejak duduk kelas 2 SMA.
Bunga mengatakan bahwa seks bebas merupakan suatu hal yang wajar sebagai ‘bukti cinta’ dengan pasangannya. “Seks bebas sekarang udah kayak gaya hidup, temen-temen ku banyak juga yang melakukan. Kalau suka sama suka ya tidak jadi masalah. Meskipun terkadang aku dibayang- bayangi rasa bersalah,” kata Bunga yang ditemui Minggu (11/4) kemarin.

Hingga saat ini Bunga mengakui masih melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Ironisnya lagi ia melakukannya di kost pasangannya. Orang tuanya pun tidak mengetahui kondisi tersebut karena mereka telah bercerai.
Hal ini tidak berlaku bagi Hesty Betarti (22), seorang mahasiswi perguruan tinggi di Yogya ini mengaku belum pernah dan tidak akan melakukan hubungan seksual sebelum ia menikah. Karena baginya sekali perempuan kehilangan kegadisannya, seumur hidup akan menderita.

Hesty merasa yakin masih banyak laki-laki dan perempuan yang mempunyai iman dan moral yang baik. “Iman merupakan rem paling ampuh dalam berpacaran,” kata Hesty.
Di samping itu menurut bapak Suhardi (52), salah seorang pemilik kost putri di wilayah condong catur ini peran orang tua sangat diperlukan dalam mendidik, mengawasi dan terutama memperhatikan perilaku anak. “Karena dengan memberikan perhatian, mendidik dan mengawasi setidaknya orang tua dapat mengetahui perkembangan dan aktivitas perilaku anak,” kata beliau yang ditemui kemarin.
Bapak Suhardi juga menyarankan kepada anak muda untuk mengatakan tidak, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Serta tidak memilih kost yang bebas.

SOFTNEWS

NONI FEBRINA SAETBAN ( 153080085 / G )

BABARSARI, “KOTA” PEREKONOMIAN BAGI MASYARAKAT KECIL

Babarsari, begitulah nama daerah yang menjadi salah satu bagian dari kabupaten Sleman. Daerah ini dulu dikenal dengan nama Jarakan, yang berasal dari kata jarak dalam bahasa Jawa berarti ”kasar atau tidak sopan”, lalu di ubah dengan nama Babarsari yang berasal dari istilah Jawa yaitu babar dadi sari yang berarti ”menjadi lebih baik”.

Dulu daerah Babarsari ini merupakan area persawahan yang luas, kini menjadi lahan pemukiman penduduk yang padat dengan segala aktifitas pendidikan maupun perekonomiannya. Ketika memasuki wilayah ini, terlihat beberapa universitas dan sekolah ternama yang sangat mendukung perekonomian disekitarnya.

Dulunya penduduk asli Babarsari umumnya bekerja sebagai petani. Mereka mengolah persawahan yang terletak sepanjang wilayah Babarsari hingga daerah Janti. Penduduk beserta pemukiamannya pun jarang di jumpai, karena mereka hanya menempati sebagian kecil saja dari wilayah Babarsari. Hasil-hasil pertanian mereka pun sebagian besar dijual di pasar Beringharjo.

“Saya sudah berjualan disini selama kurang lebih 10 tahun, dari tahun 1997 sampai sekarang, sebelum krisis moneter. Dulu masih belum ada gedung-gedung seperti ini, cuma ada satu, yang ada hanya persawahan saja”, jelas ibu Parmi penjual gorengan di wilayah tersebut. Sejak bangunan-bangunan tinggi itu dibangun, Babarsari menjadi tempat yang banyak diminati oleh masyarakat sekitar Yogyakarta, baik dalam maupun luar. Didukung lagi oleh lokasi yang dikelilingi berbagai perguruan tinggi swasta ternama, tentu saja lokasi ini paling cocok dan strategis untuk membangun berbagai macam usaha.

Mereka diuntungkan dengan kehadiran mahasiswa di daerah ini karena usaha-usaha tersebut sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Semakin banyaknya mahasiswa yang berdatangan, masyarakat makin dituntut untuk meningkatkan kreatifitas mereka dalam berwirausaha. Tuntutan akan kreativitas para pedagang yang berjualan di Babarsari ini pun meningkat. Ada para pedagang yang kehilangan para pelanggannya karena sepinya pengunjung dan persaingan yang ketat memutuskan untuk berhenti. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan adalah dengan ikut mengembangkan kreativitas usaha mereka. ”Dulu saya mematok harga tiap gorengan saya itu seharga Rp. 100,-. Kalau sekarang saya enggak bisa lagi berjualan dengan harga seperti itu. Bahan – bahan untuk membuat jajanan saya sudah semakin naik, tepung terigu saja sudah mencapai Rp. 7000,- per kilonya”, ujar Ibu Parmi.

TUGAS INDIVIDU PENULISAN BERITA, TGL 13 APRIL 2010

Hardnews

Noni Febrina .S. ( 153080085 / G )


Akibat Rasa Lelah, Penjambret Beraksi

YOGYAKARTA- Karena kelelahan pulang dari bekerja, Lina penghuni kos-kos an wanita di Jalan Babarsari, di jambret oleh pria yang tidak di kenal di depan kos-kosannya.

Seorang pria yang tak di kenal identitasnya menjambret tas milik salah seorang penghuni kos yang bernama Lina (25), penghuni kos putri yang bernama Kos Wahyu di Jalan Babarsari, Nomor 37, Kamis (25/3). Aksi penjambretan tersebut terjadi pada pukul 23.00, persis di depan kos korban, saat jalan Babarsari tidak terlalu ramai. Dalam aksinya itu pelaku menjambret tas korban yang berisi dompet, telepon genggam, dan surat-surat berharga. Awalnya korban sudah merasa ada yang membuntutinya dari belakang dan tanpa di sadari pelaku dari belakang secara cepat menjambret tas yang di gantungkan di pundaknya. Korban sempat melawan , tapi karena merasa kelelahan, tas miliknya pun di biarkan lari di ambil oleh pelaku tersebut. Korban mengatakan wilayah Babarsari tidak seaman dulu lagi, banyak aksi-aksi pencurian dan penjambretan yang sering dilakukan pada malam hari mau pun siang hari.

Senin, 12 April 2010

bermain dengan LOMO



BERMAIN DENGAN LOMO

Pernah dengar kata “LOMO” sebelumnya? Mungkin sedikit asing bagi kamu yang tidak berkecimpung atau hobi dengan kamera. Kamera LOMO mirip sekali seperti kamera mainan karena banyak jenis dan warna-warna yang unik dari LOMO itu sendiri. Menarik sekali jika bisa bermain dengan kamera jenis ini.
LOMO yang merupakan singkatan dari Leningradskoye Optiko Mechanichesckoye Obyedinenie sekarang sudah merupakan bagian dari gaya hidup remaja sekarang. Tanpa harus mengetahui banyak teknik untuk memotret, mereka para lomo lovers bisa mengambil gambar yang unik-unik dan lucu-lucu. Don’t think just shoot, menggunakan kamera LOMO tidak harus berfikir melainkan langsung saja mengambil gambar. Mengabadikan setiap langkah hari-hari kita menjadi tujuan kamera ini .
LOMO adalah kamera dari Rusia yang ditemukan 1914 pada perang dunia pertama tepatnya di St. Petersburg Rusia. Di sana terdapat sebuah pabrik senjata dan alat-alat optik bernama LOMO.Itu sebabnya kamera ini bernama LOMO. Kamera LOMO pertama kali diproduksi tahun 1982 dan sangat laris terjual. Jenis kamera LOMO pertama adalah LC-A. Namun, setelah produksi pertama, kamera LOMO sempat mati suri sebelum dihidupkan lagi oleh dua mahasiswa Viena, Austria Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger.
Ada beberapa jenis kamera LOMO yang populer di Indonesia ataupun di negara lainnya.
• ACTIONSAMPLER
• COLOURSPLASH
• SUPERSAMPLER
• OKTOMAT
• POP 9
• FISHEYE
• FISHEYE 2
• DIANA+
• DIANA F+
• LC A+
• HORIZON PERFECT
• HORIZON KOMPAKT

saras d chandra/ 153080074/ softnews/ penulisan berita G